Cerita dimulai dari tahun 2011, saat awal masuk SMA.
Ini hari pertamaku menginjakkan kaki di dunia yang baru. Asing.
SMA yang tak terlalu terkenal di Jogja inilah yang menjadi pilihan terakhirku
untuk menuntut ilmu di bangku sekolah (unversitas bukan sekolah kan?)
Hari ini, adalah bimbingan sebelum MOS dimulai. Aku berada
dikelas 10C.
Usai bimbingan MOS adalah acara pemilihan ketua dan wakil
ketua kelas. Seorang cowok mengajukan dirinya untuk menjadi ketua, ZP namanya. Mataku
dan matanya memang sering bertemu pandang sejak hari itu tiba dalam hidupku. Mungkinkah
ini cinta?
Tubuhnya jangkung, kulitnya kecoklatan, dan bulumatanya
lebih lebat dari milikku. Aku suka matanya. Dia, keren. Cool.
Aku dan ZP bertukar nomor HP.
Suatu malam, yang masih kuingat jelas dalam memoriku, dia
mengirimiku SMS untuk pertama kalinya. Membicarakan tugas MOS adalah awal SMS
yang aku dan dia lakukan. Hingga aku menyadari, bahwa ZP sudah tidak ‘sendiri’.
Dalam hati ku, ada perasaan aneh. Rasa perih muncul,
menerjang perlahan. Tetes demi tetes air mata mengalir seirama dengan detik
jarum jam. Mungkinkah ini patah hati?
Waktu berselang, tiba dua hari sebelum MOS selesai. ZP
memancing perasaanku yang timbul-tenggelam dengan godaan SMS nya. Kata-kata
manis yang kubaca malam itu teringat jelas hingga sekarang. Esoknya, pohon dan
tiang depan basecamp Pecinta Alam menjadi saksi. “Aku suka sama kamu” kata ZP. Speechless.
Hubungan ku dan ZP tak pernah menjadi ‘kita’. Tetap kamu dan
aku. Tetap namaku dan namamu. Bukan kita. Bukan sayang. Percuma saling suka
tapi tak ada hubungan spesial, tetap teman. Tetap menjadi teman satu kelas.
Terakhir, kata-kata yang membuatku sempat membencimu setulus
hati, “Aku nggak suka kamu cengeng”
Apa salah aku menangis? Apa salah karena sikap plin-plan mu
itu aku terluka? Apa salah aku percaya pada hati dan perasaanku sendiri? Aku benci
padamu! Aku benci karena aku mencintaimu!
Kini, kita tak saling komunikasi. Hubungan kita hancur. Tak ada
lagi sapaan spesial darimu, “melon”. Tak ada lagi senyum renyahmu dihari-hari
jenuhku. Tak ada lagi SMS darimu yang memenuhi inboxku.
Kini aku sendiri, melihatmu dengannya. Wanita yang lebih
kamu cinta. Yang tidak mendapat perasaan sesaatmu. Wanita pilihanmu. Yang membuatmu
rela pergi dan tak kembali.
0 komentar:
Posting Komentar
you can leave coment :)