Senin, 01 April 2013

A Short Story About You

Diposting oleh Orange Rose di 05.08


Aku menulis kisah ini, tentang pria bernama, Impian.

            Aku menyebut nama pria pujaan itu dalam hati dan dalam tiap doa dalam sujudku. Aku selalu berharap agar pertemuan ku dengannya bisa lebih sering. Aku berharap dia bisa sekali saja menatapku, sekali saja dia melihatku, agar aku juga bisa sekali saja menatap wajahnya bukan punggungnya.
        
    Dalam 12 bulan aku bertemu dengannya hanya sebulan saja. Namun, tak tentu tiap harinya bertemu. Dalam sebulan aku dan dia hanya bertemu kurang lebih 5 jam, itu pun tak tentu tiap harinya. Karna aku dan dia hanya bertemu saat bulan ramadhan saja. Di masjid, saat adzan sholat isya berkumandang, aku dapat bertemu. Jika Dewi Fortuna sedang ada dipihakku, aku dapat melihat wajahnya yang sedang tertawa dengan temannya. Tapi, itupun bisa dihitung seberapa banyaknya.
            Aku menyukainya sejak 2 tahun yang lalu, saat aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP. Aku bahkan tak tahu namanya, tak berani menyapanya pula. Tapi cukup bertemu dan melihatnya saja aku sudah merasa ‘inilah musim semiku’.
            Sosoknya berada jauh diatasku, apa ini karena perbedaan usiaku dengannya? Lima tahun memang cukup jauh. Cukup untuk membuat kisah yang berbeda tanpa adanya aku dalam dongengnya. Jarak, suasana, dan sikap ku dengannya memang tak bisa disatukan. Tak akan pernah bisa. Karena aku dan dia jelas bukanlah jodoh yang dipersatukan Yang Maha Esa.
            Tahun lalu, aku bisa melihat sosoknya dengan jarak lebih dekat. Tanpa sekat pembatas shaaf wanita dan shaaf pria. Tahun lalu, aku dapat menyapanya bahkan mengukir senyum dibibirnya. Aku, aku yang selalu merasa -ini tak mungkin-
            Masih kah ingat, Impian?  Malam itu, setelah selesai sholat tarawih, kamu mengirimiku sms. Kamu memberiku ‘sinyal’ yang bahkan tak pernah dapat aku bayangkan walau dalam mimpi sekalipun. Malam itu, aku merasa penantian dalam diamku selama dua tahun tidak sia-sia. Malam itu dalam diam aku menangis membaca sms darimu. Aku senang, hingga tak tahu apa yang harus ku perbuat. Apakah ini balasan dari tiap doa yang kupanjatkan, padaMu? Bolehkah aku berharap, kuasa Engakau ini adalah takdir?
            Impian, kamu mengirimiku sms dan berkata dalam tulisan, kamu juga menyukaiku dari dua tahun yang lalu. Kamu memang tak mengucapkannya, tapi aku mampu membaca dari tiap sms yang kamu kirim padaku, lalu kurangkai dan kujadikan ftv pribadi dalam otak ku.
            Impian, kini aku bisa tiap saat bertemu denganmu. Tak harus menunggu bulan suci tiba. Tak harus menunggu saat sebelum atau sesudah sholat tarawih. Tak harus menunggu lagi selama dua tahun.
            Namun rupanya, benang merah memang tak mengikat diantara jarimu dan jariku. Hubungan ku dan kamu yang memang tak pernah kusebut atau kau sebut “kita”
            Biarlah, semua menjadi mimpi manis dalam sadarku, Impian. Terimakasih telah memberiku mimpi walau sekejap. Terimakasih telah berkata jujur. Semoga kelak, mimpi manis ini akan terganti dengan kenyataan dan tak akan pernah terputus rasa manisnya.

0 komentar:

Posting Komentar

you can leave coment :)

 

Orange Rose :) Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review