kaLUka

Kamu tahu? Hujan dan senja kala itu menemani kita. Kita? Masih berhak kah aku menyebutnya?

Kamu selalu mampu menarik hatiku kembali setelah luka yang terjadi. Dan aku tak mampu marah. Hanya dipendam sendiran. Memutar ulang lagu yang menurutku lagu kenangan. Hah konyol!

Aku bahkan tak bisa bersikap manja padamu. Aku mengerem apa yang aku mau. Inginku. Angan. Pinta. Yang bahkan tak pernah kau tahu bukan?

Aku takut menjadi beban buatmu. Aku takut hadirku membuatmu jenuh dan lelah.

Ditengah kesibukanmu yang bahkan sampai sekarang tak pernah aku tahu apa-itu.

Salahkah? Jika aku meminta sedikit saja waktumu? Hanya mengirim pesan, sekedar menanyakan kabar atau kau memberiku kabar.

“Lagi apa? Aku lagi kerja nih, maaf baru sempat kasih kabar. Semoga harimu menyenangkan! :)”

Hanya seperti itu pun tak apa. Bahkan pesan seperti itu tak sampai menyita 5 menit waktumu. Atau jika memang sangat tak sempat, biar aku yang mengetiknya dan kamu hanya tinggal mem-forward tiap harinya. Beratkah?

Ah sudahlah! Toh kita bukan lagi kita.

Kata perpisahan darimu itu sempat membuatku terluka-amat-sangat-terluka.

Tapi, dua hari setelahnya kamu selalu bersikap lebih baik dari pada saat kita masih disebut kita.

Mana bisa aku marah padamu?

Walau kamu mengacuhkanku pun, setiap ku terbangun pasti namamu yang berada tepat didepan mataku.

Jika aku berlari padamu dan memintamu kembali, masih mungkinkah? Masih bisakah kita yang dulu kusebut lagi? Masih bisakah aku mendapatkan perhatian darimu lagi seperti dahulu? Tak apa. Tak apa walau kamu memilih untuk menghilang-datang-menghilang. Asal kamu masih milik ku. Asal hatimu masih kau tempatkan disisiku. Asal kau tak berpaling. Kepada yang terdahulu maupun bukan. Asalkan masih ada aku dimatamu.

Entah, cintaku yang terlalu besar atau cintamu yang secepat itu padam.

Tapi aku masih merindukanmu dan tanpa berpaling masih menanti hingga waktu tak dapat berucap dan bibir tak dapat berputar.

I miss you..
I miss you, more than stars I've given for you last time..