Aku penyabar. Aku kuat. Aku bisa.
Aku nggak terluka saat pesanku kamu abaikan. Aku nggak
nangis saat pesanku hanya kamu balas, “ya”
Tapi, sejauh manapun kekuatanku, ketabahanku, aku masih
manusia biasa.
Ada sisi dimana sisi itu memang rapuh dan mudah hancur.
Mungkin, hati manusia itu seperti batu. Saat terkena tetesan
air hujan untuk pertama kalinya dia tak tergores sedikitpun. Tapi semakin
banyak rintik yang mengenainya, akan ada retakan-retakan halus. Lalu batu
itupun rusak.
Aku juga begitu. Luka yang timbul itu memang tidak membuatku
terluka sepenuhnya. Tak selalu membuatku menitikkan air mata. Tapi, bila terus
menerus. Aku tak akan kuat. Tak akan setegar dulu.
Dan kamu tega. Kamu tega kembali menghancurkan perasaanku. Yang
jelas kamu tahu, hati ini belum seteguh dulu. Belum sekuat dulu.
Baru saja, aku menginginkan namamu berubah. Dari Impian menjadi Guardian Angel.
Baru saja aku merasakan bahagia karena kamu masih
mengingatku.
Dan baru saja aku kembali merengek karena ulahmu. Karena kamu
menghempaskan mimpiku begitu saja. aku terjatuh tanpa sempat ada yang menangkapnya.
Setiap detik jarum jam yang bergerak memutar, aku selalu
menyempatkan diri untuk melihat layar HP. Berharap, sebuah pesan darimu datang.
Berharap.
Namun, tak kunjung datang.
Setiap malam, aku menggenggap HPku erat-erat. Berharap satu
getaran yang terasa itu pesan darimu.
Namun, tak ada.
Dan aku masih sabar. Aku masih menunggu. Karena entah
mengapa, hati ini selalu tertarik kembali padamu.
0 komentar:
Posting Komentar
you can leave coment :)